Petugas Amil NU CARE-LAZISNU Kota Depok kini menjadi perbincangan hangat warga NU Kota Depok. Terutama tentang kinerja AMIL yang dinilai mudah dan menguntungkan. Hal itu tidak dibenarkan oleh Maryono seorang AMIL dari Sukmajaya.

“Iya Kang enak, kalau dilihat. Kalau pingin tahu rasanya coba aja kerja jadi AMIL. Nanti tahu rasanya ditolak warga NU sendiri saat mengajak untuk berdonasi ke NU CARE-LAZISNU,” ungkap Maryono, 17 Maret 2025.

Laki-laki yang biasa disapa Aryo ini bercerita, saat awal keliling, mengajak warga NU susahnya minta ampun. Jangankan warga NU, bahkan seseorang menjadi pengurus juga susah diminta untuk menitip dan menaruh kotak amal.

“Ada mas, orang ngatain, ngapain kamu kerja ginian, mending dikumpulin sendiri, disalurkan sendiri. Dari pada ngurus untuk penerima yang endak jelas,” carita ulang Aryo.

Tidak hanya itu, aryo juga sering mendapatkan respon dari calon donatur hanya satu kata yang bikin Ia bingung. Mereka sering kali bilang “nanti ya”. Bulan berikutnya Aryo ke kembali silaturahim ke orang tersebut, namun mendapatkan jawaban yang sama.

“Kadang pernah mas, tapi ini semoga hanya saya aja yang merasakan. Saya pernah sampai kehabisan bensin di jalan, nuntun 1 km lebih, karena kehabisan duit saat mencari donatur. Untung pengurus ada yang bisa dimintain tolong” Kata Aryo.

Baginya, soal kondisi susah di awal mengajak itu biasa, karena masih memperkenalkan sistem kerja LAZISNU Kota Depok. Aryo juga menekankan dari semua yang dikerjakan berharap LAZISNU kota Depok progrramnya berhasil dijalankan.

“Saya paling seneng program THR Guru Ngaji, karena saya nilai guru Ngaji kususnya ustadz dr NU dari dulu jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Muga dengan usaha seperti saya bisa memberi kesejahteraan ke mereka,” terang Aryo.

“Semoga LAZISNU mampu melanjakan semua program yang baik ini. Dan di dukung oleh seluruh warga NU terutama para pengusaha dan pegawai profesi. Amin.” tuttupnya